Ikan cupang, betta fish, ikan laga, plakat atau Siamese fighting fish adalah salah satu jenis ikan hias tropis paling populer karena perilakunya yang elegan (agresif atau suka kelahi/tarung) dan corak warnanya yang indah, cara memeliharanya yang mudah dan tidak memerlukan banyak fasilitas pemeliharaan seperti ikan hias populer lainnya.
Semua jenis cupang berukuran kecil, ukuran dewasa cupang antara 2,5 cm sampai 12.5cm (giant betta/cupang giant)
cupang memiliki organ tubuh special diantara ikan hias lainnya yaitu labirin, yang berfungsi untuk mengatur konsumsi oksigen (menampung cadangan oksigen) dengan menghirup udara langsung (diluar permukaan air) dan menyimpannya dalam labirin dan menggunakannya sesuai kebutuhan.
Organ ini memungkinkan cupang untuk bertahan hidup pada perairan dengan kadar oksigen yang rendah (seperti persawahan) selama diatas permukaan air adalah udara bebas dan memungkinkan cupang untuk hidup diluar air untuk beberapa saat asal badanya tidak kering (tetap basah).
Karena harganya yang cukup terjangkau dan memeliharanya tidak terlalu sulit, ikan cupang dapat menjadi salah satu pilihan buat para orang tua yang memiliki anak kecil untuk belajar bertanggung jawab terhadap sesuatu, dengan memelihara cupang si anak akan belajar mengatur waktu dan kepedulian terhadap sesame mahluk hidup.
Ikan ini berasal dari kawasan asia tenggara meliputi thailand, Vietnam, Malaysia dan Indonesia (kalimantan), beberapa catatan menuliskan bahwa pada tahun 1800an saat thailand masih bernama kerajaan siam, orang menangkap ikan cupang dari persawahan dan di adu dalam sebuah wadah sebagai suatu hiburan, lama-kelamaan kegiatan ini menjadi populer dan bahkan menjadi ajang judi (taruhan) sehingga sang raja yang kala itu memimpin siam membuatkan peraturan tentang pajak
pertandingan cupang ini.
Dalam beberapa catatan sang raja memberikan beberapa ikan cupang kepada seorang doctor dari Denmark bernama Dr. Theodore Cantor yang lalu mencoba untuk mengembangbiakan cupang dan kemudian menamainya Betta Splendens yang berarti prajurit yang cantik.
Setelahnya betta atau cupang mulai dikenal dan mulai di ekspor ke eropa dan amerika.
Pada habitat aslinya cupang adalah ikan yang berkelompok dan cenderung berkelompok setidaknya bisa sebelum usia menjelang dewasa dan betina.
Cupang yang berasal dari satu lubuk atau dipelihara sedari kecil (rayak) masih dapat mentolerir kebersamaan dalam satu wadah asal cukup sumber makanan.
Cupang jantan akan lebih baik dipelihara terpisah untuk menghindari “tarung bebas” dengan jantan lain yang ada dalam satu tempat.
Karakternya yang cenderung territorial (menguasai area), maka dibutuhkan lahan yang lebih luas untuk pemeliharaan dengan jumlah yang banyak dalam satu wadah.
Karena sifat itu pula, saat proses pemijahan biasanya para breeder akan memisahkan si betina dari telur dan jantannya segera setelah proses pijah (bertelur).
Cupang betina cenderung suka memakan telurnya sendiri setelah proses pemijahan.
Cupang dapat juga berdampingan dengan ikan lain dalam satu akuarium, asal tidak ada ikan dengan ekor yang panjang dan gerakan lambat, karena hanya akan jadi sasaran “hobi menggigit” si cupang.
cupang akan melebarkan semua siripnya sebagai reaksi adanya ancaman dari jantan atau ikan lain, termasuk saat mencari perhatian pasangan betinanya.
Ciri cupang betina dapat secara visual, biasanya sirip lebih pendek, warna tidak secerah jantan, sirip dasi lebih pendek dan perut lebih terlihat gemuk memanjang (untuk yang sudah dewasa sangat terlihat)
Ciri cupang jantan pastinya sudah umum, warna cerah, lebih agresif, badan langsing dan terlihat kencang, dasi (sirip dibawah ingsang) lebih panjang.
Membudidayakan cupang sampai pada tahap pemijahan menurut penulis bukanlah hal yang sulit dilakukan, asal jantan dan betina sudah cukup umur dan matang gonad.
Hal pertama adalah menyiapkan wadah pemijahan berupa baskom kecil atau ember kecil (usahakan berwarna gelap) dengan air yang sudah diinapkan, plus letakan potongan daun yang mengapung (biasanya penulis menggunakan daun pisang) atau bisa dengan potongan plastik.
Masukkan jantan lebih dulu ke dalam wadah tersebut, lalu selang beberapa lama baru masukkan betina yang sudah siap pijah (biasanya perutnya terlihat gendut memanjang).
Proses pemijahan biasanya 1 sampai 2 hari, jika sudah terlihat ada kumpulan gelembung udara dan ada telur diantaranya segera angkat betina dari wadah, biarkan jantan mengerami sampai menetas.
Setelah 2-4 hari harusnya telur sudah menetas, dan 2-4 hari setelahnya anak cupang sudah mulai berenang, jika terlihar warna badannya menghitam tanda sudah harus diberi pakan berupa kutu air saring atau artemia.
Umur seminggu atau lebih biasanya anak ikan sudah mulai dapat memakan pakan seperti cacing sutera, berikan cacing sutera sampai pada usia dapat mulai di sortir untuk pemisahan jantan dan betina (biasanya 1 bulan)
Semua jenis cupang berukuran kecil, ukuran dewasa cupang antara 2,5 cm sampai 12.5cm (giant betta/cupang giant)
cupang memiliki organ tubuh special diantara ikan hias lainnya yaitu labirin, yang berfungsi untuk mengatur konsumsi oksigen (menampung cadangan oksigen) dengan menghirup udara langsung (diluar permukaan air) dan menyimpannya dalam labirin dan menggunakannya sesuai kebutuhan.
Organ ini memungkinkan cupang untuk bertahan hidup pada perairan dengan kadar oksigen yang rendah (seperti persawahan) selama diatas permukaan air adalah udara bebas dan memungkinkan cupang untuk hidup diluar air untuk beberapa saat asal badanya tidak kering (tetap basah).
Karena harganya yang cukup terjangkau dan memeliharanya tidak terlalu sulit, ikan cupang dapat menjadi salah satu pilihan buat para orang tua yang memiliki anak kecil untuk belajar bertanggung jawab terhadap sesuatu, dengan memelihara cupang si anak akan belajar mengatur waktu dan kepedulian terhadap sesame mahluk hidup.
Sekilas sejarah Ikan cupang
Ikan ini berasal dari kawasan asia tenggara meliputi thailand, Vietnam, Malaysia dan Indonesia (kalimantan), beberapa catatan menuliskan bahwa pada tahun 1800an saat thailand masih bernama kerajaan siam, orang menangkap ikan cupang dari persawahan dan di adu dalam sebuah wadah sebagai suatu hiburan, lama-kelamaan kegiatan ini menjadi populer dan bahkan menjadi ajang judi (taruhan) sehingga sang raja yang kala itu memimpin siam membuatkan peraturan tentang pajak
pertandingan cupang ini.
Dalam beberapa catatan sang raja memberikan beberapa ikan cupang kepada seorang doctor dari Denmark bernama Dr. Theodore Cantor yang lalu mencoba untuk mengembangbiakan cupang dan kemudian menamainya Betta Splendens yang berarti prajurit yang cantik.
Setelahnya betta atau cupang mulai dikenal dan mulai di ekspor ke eropa dan amerika.
Karakteristik dan perilaku Ikan cupang
Pada habitat aslinya cupang adalah ikan yang berkelompok dan cenderung berkelompok setidaknya bisa sebelum usia menjelang dewasa dan betina.
Cupang yang berasal dari satu lubuk atau dipelihara sedari kecil (rayak) masih dapat mentolerir kebersamaan dalam satu wadah asal cukup sumber makanan.
Cupang jantan akan lebih baik dipelihara terpisah untuk menghindari “tarung bebas” dengan jantan lain yang ada dalam satu tempat.
Karakternya yang cenderung territorial (menguasai area), maka dibutuhkan lahan yang lebih luas untuk pemeliharaan dengan jumlah yang banyak dalam satu wadah.
Karena sifat itu pula, saat proses pemijahan biasanya para breeder akan memisahkan si betina dari telur dan jantannya segera setelah proses pijah (bertelur).
Cupang betina cenderung suka memakan telurnya sendiri setelah proses pemijahan.
Cupang dapat juga berdampingan dengan ikan lain dalam satu akuarium, asal tidak ada ikan dengan ekor yang panjang dan gerakan lambat, karena hanya akan jadi sasaran “hobi menggigit” si cupang.
cupang akan melebarkan semua siripnya sebagai reaksi adanya ancaman dari jantan atau ikan lain, termasuk saat mencari perhatian pasangan betinanya.
Membedakan jenis kelamin cupang
Ciri cupang betina dapat secara visual, biasanya sirip lebih pendek, warna tidak secerah jantan, sirip dasi lebih pendek dan perut lebih terlihat gemuk memanjang (untuk yang sudah dewasa sangat terlihat)
Ciri cupang jantan pastinya sudah umum, warna cerah, lebih agresif, badan langsing dan terlihat kencang, dasi (sirip dibawah ingsang) lebih panjang.
Cara budidaya ikan cupang
Membudidayakan cupang sampai pada tahap pemijahan menurut penulis bukanlah hal yang sulit dilakukan, asal jantan dan betina sudah cukup umur dan matang gonad.
Hal pertama adalah menyiapkan wadah pemijahan berupa baskom kecil atau ember kecil (usahakan berwarna gelap) dengan air yang sudah diinapkan, plus letakan potongan daun yang mengapung (biasanya penulis menggunakan daun pisang) atau bisa dengan potongan plastik.
Masukkan jantan lebih dulu ke dalam wadah tersebut, lalu selang beberapa lama baru masukkan betina yang sudah siap pijah (biasanya perutnya terlihat gendut memanjang).
Proses pemijahan biasanya 1 sampai 2 hari, jika sudah terlihat ada kumpulan gelembung udara dan ada telur diantaranya segera angkat betina dari wadah, biarkan jantan mengerami sampai menetas.
Setelah 2-4 hari harusnya telur sudah menetas, dan 2-4 hari setelahnya anak cupang sudah mulai berenang, jika terlihar warna badannya menghitam tanda sudah harus diberi pakan berupa kutu air saring atau artemia.
Umur seminggu atau lebih biasanya anak ikan sudah mulai dapat memakan pakan seperti cacing sutera, berikan cacing sutera sampai pada usia dapat mulai di sortir untuk pemisahan jantan dan betina (biasanya 1 bulan)
Komentar
Posting Komentar