Langsung ke konten utama

Ikan Discus - si raja akuarium

diskus-memijah
Ikan discus Marlboro menjaga telur
Ikan diskus (discus fish) adalah salah satu ikan hias paling terkenal sulit memeliharanya dan gampang mati, padahal jika sudah tau caranya, mitos bahwa diskus itu ribet, cengeng, gampang stress atau bahkan gampang mati tidaklah sepenuhnya benar.

Banyak para penghobi ikan hias khususnya yang masih pemula untuk urusan diskus jera atau kapok karena rentannya ikan ini, jujur penulis juga mengalami masa-masa itu.

Memang bagi para penghobi ikan hias pemula agak kurang disarankan jika langsung memelihara diskus, namun untuk ukuran diskus diameter minimal 3 inchi sudah dapat lebih kuat.

Dengan sedikit ketelatenan dan rasa sayang ternyata kita dapat memelihara, membesarkan bahkan sampai memijahkan diskus sambil menikmati keindahan ikan ini.

Pada dasarnya ikan hias jenis apapun memang sangat disarankan untuk memelihara dan merawat dengan ketelatenan, dan sudah seharusnya siapapun penghobi ikan hias pastinya sudah paham akan hal ini.

Diskus adalah ikan endemic asli dari daerah amazon di amerika selatan dengan iklim tropis, kata tropis identik dengan panas atau dalam hal perawatan ikan diskus, salah satu factor utamanya adalah suhu.

Ada beberapa factor utama yang perlu disiapkan agar ikan diskus kesayangan kita dapat hidup dan tumbuh dengan sehat pada akuarium kita.

Uraian apa saja (ada 2 faktor utama) yang perlu disiapkan akan coba penulis uraikan secara singkat berdasarkan pengalaman penulis sendiri yang sampai saat ini pun masih dalam tahap belajar memelihara dan memijahkan ikan diskus ini.

Oke, faktor pertama yang perlu disiapkan adalah soal air, diskus sangat suka akan air yang bersih dengan PH air kisaran antara 6 sampai 7.

Pada habitat alaminya ikan diskus hidup di daerah rawa tropis, hutan tropis yang menggenang dengan arus kecil dan berair jernih

Penulis menggunakan air sumur bor sendiri yang sudah diendapkan dalam kolam tampungan atau tangki air selama 1 sampai 2 hari dengan tetap diberi aerasi kuat agar kandungan oksigennya cukup tinggi.

Jika tidak ada air sumur namun tetap ada air PAM dapat juga digunakan dengan metode sama, diendapkan terlebih dahulu dan diambil bagian atasnya dengan maksud menghindari endapan dibagian bawah.

Jika terpaksa sekali tidak ada air sumur atau air pam, beberapa penghobi membuktikan bahwa air isi ulang sangat baik untuk ikan diskus.

Air adalah factor utama yang menentukan, disarankan untuk lebih mencari tau terkait parameter air dengan mengukurnya memakai alat ukur sesuai seperti PH meter, TDS meter dan sebagainya.

Contoh kasus penulis dengan air sumur pantek parameter PH antara 5.9 sampai 6.5 dan hasil pengukuran TDS (Total Dissolve Solid) kisaran 70 sd 110, suhu air antara 25-29 derajat celcius.

Banyak detil parameter yang harus di ketahui, namun penulis hanya punya 2 alat ukur (PH meter dan TDS meter) yang dapat dibeli secara online dengan harga yang terjangkau (kisaran Rp.50 ribuan sd 100ribuan)

JIka air sudah ok, sangat disarankan untuk melakukan penggantian air (water changing) setiap seminggu 2-3 kali atau setiap terlihat secara visual mulai terlihat kotor, dengan jumlah volume antara 30-50% tergantung kondisi.

Maksud penggantian air rutin adalah untuk menjaga kesegaran air, mengurangi nitrit juga kadar amoniak yang dapat mengundang bakteri jahat.

Faktor ke dua adalah terkait lingkungan, karena diskus termasuk ikan yang mudah terkejut atau kaget dan mudah stress akibat perubahan parameter air dan factor external.

Sebagai solusinya penulis menjalankan metode membiasakan diskus terhadap lingkungan sekitar (eksternal) misal menempatkan akuarium ditempat yang sering dilalui orang.

Untuk perubahan suhu mendadak juga sering menyebabkan diskus pucat dan tidak nafsu makan, dapat diakali dengan pemanas air (heater) diseting 26-27 derajat.

Blue-Turquoise-discus
Diskus Blue Turquoise ukuran >2.5 Inchi

Faktor berikutnya adalah terkait dengan makanan ikan discus, pakan atau makanan yang bagus pastinya akan berefek ikan sehat dan merangsang warna ikan lebih cerah.

Pakan yang menjadi banyak pilihan para breeder atau peternak dan penghobi diskus adalah bloodworm (cacing beku-cabek) dan burger (kombinasi jantung sapi, ikan salmon, udang dsb).

Cacing beku dapat dibeli dipenjual ikan hias kisaran Rp.8000 sampai Rp.15000 per 100gr, sedangkan burger bervariasi mulai dari Rp.35000 per 100gr, tergantung kadar dan kebutuhan (untuk pembesaran, untuk pewarnaan dan sebagainya)

Untuk makanan anak/burayak diskus yang baru netas (sebagai pakan pembantu selain lendir yang diperoleh dari indukan) sangat disarankan menggunakan artemia, cara menetaskan artemia dibahas terpisah diartikel lain diblog ini.

pakan hidup seperti cacing sutera dan kutu air juga dapat digunakan untuk diskus, namun penyajiannya harus dengan perhatian khusus terkait kebersihannya, karena berdasarkan pengalaman penulis pakan alami semisal cacing sutera (casut) yang kurang bersih sering membawa bakteri yang menyebabkan diskus sakit (berak putih atau tidak mau makan)

Selain tiga factor yang sudah diuraikan diatas, ada beberapa tips yang lumayan berguna untuk menunjang keberhasilan memelihara dan merawat diskus kesayangan kita.

  • JIka ingin beli diskus, sebisa mungkin beli lah dari breeder langsung untuk kita dapat mengetahui pola perawatan ikan tersebut (pola makan, pola penggantian air dsb).
  • Jika membeli diskus lewat seller pastikan reputasinya atau minimal lihat langsung ikannya
    Agar tidak terjebak membeli ikan sakit, dapat merujuk ciri-ciri seperti badan kurus (kerempeng), ukuran mata lebih besar, warna cenderung gelap, dorsal atau sirip kuncup atau tidak mekar.
  • karena pada habitat aslinya ikan ini termasuk yang suka berkelompok, maka ada baiknya siapkan dana lebih untuk memelihara beberapa ekor diskus minimal 3 ekor dalam satu akuarium, diskus akan lebih ceria karena ada teman mainnya.
  • sebaiknya akuarium tidak usah diberikan banyak aksesoris cukup sponge atau busa filter dan heater, dibeberapa kasus hobiis yang memelihara diskus dengan dasar akuarium pasir malang & batuan akuarium, menyebabkan diskus yang sedang ‘kurang enak badan’ menggosokkan badannya ke media tersebut lalu terluka dan sakit parah bahkan mati.
  • Berikan background atau gambar latar dengan warna cerah (misal : putih atau biru terang), karena berdasarkan pengalaman latar yang bersih cukup ampuh menghilangkan atau meminimalisir bitnik-bintik hitam (pasiran) pada diskus berwarna.
  • Karantina ikan yang baru dibeli dengan sabar, detil karantina diskus akan penulis bahas pada artikel berbeda
Karena cukup banyak yang ingin penulis ketik tapi udah keburu ngantuk, jadinya artikel sementara sampai sini dulu, nanti di update lagi.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis-jenis Ikan gabus air tawar (channa – snakehead fish)

Jenis-jenis channa, pict by monsterfishkeeper.com Belakangan ini nama ikan channa adalah salah satu primadona baru bagi para penghobi ikan predator, selain karena sifat predatornya, channa memiliki banyak corak yang cukup indah untuk pilihan pengisi akuarium. Channa masuk dalam klan atau marga channidae atau lebih dikenal dengan snakehead fish (ikan kepala ular) karena secara fisik bagian kepala ikan ini sangat mirip dengan kepala ular, dengan ciri khas lainnya adalah sirip punggung atau dorsal yang memanjang dari bagian kepala sampai ke pangkal ekor,ukuran mulut yang besar dan gigi yang tajam dan banyak. Habitat asli dari channa adalah diperairan air tawar dikawasan asia dan afrika dengan iklim subtropics dan tropis, sebaran habitat aslinya di asia pada umumnya mulai dari iran bagian tenggara dan timur afganistan, india, Nepal tenggara sampai tiongkok dan sebagian rusia, Bangladesh, Myanmar,Vietnam, Thailand, laos, Malaysia ,Indonesia. dibagian afrika mulai dari bagian barat sun

Cacing Darah (Bloodworm)-cabek vs Cacing Sutera

Cacing Darah (Bloodworm)-cabek vs Cacing Sutera Bicara soal ikan hias, pasti bicara juga soal perawatan dan pastinya akan berujung pula pada jenis makanan ikan hias yang tepat agar si ikan hias kita yang cantik tetap sehat, bugar dan tidak menjadi beban pikiran, karena ikan yang kurang sehat seringkali mampu menyeret empunya menjadi ikutan uring-uringan, gak nafsu makan (*ini agak lebay), tapi bagi para hobiis yang memang sudah sangat sayang kepada ikan peliharaannya pasti sedikit banyak akan mengalami masa-masa seperti itu, Ikan lambat berkembang, ikan badannya kurus, ikan tidak mau makan dan sebagainya. Selain faktor lingkungan seperti kualitas air dan suhu yang mempengaruhi tempat memelihara ikan, faktor pakan yang diberikan juga berperan besar menjadi penyebab ikan hias menjadi seperti diatas (lambar berkembang, kurus dan sebagainya). Kali ini pojokkolam mencoba sedikit membahas dua macam pakan ikan hias alam atau pakan hidup yang banyak dijual dan digunakan para pecinta ikan

Channa Andrao, predator mungil yang indah

channa andrao - pict by ruinemans.com Membahas channa pasti akan terbayang ikan predator mirip dengan ular (snakehead), yang suka menyerang ikan lain jika digabungkan, perilaku itu tidak terlalu pas disematkan kepada channa jenis ini, selain karena ukurannya yang tidak besar, andrao juga memiliki corak kombinasi warna yang lebih cocok disebut sebagai ikan hias.namun tetap secara garis keluarga tetaplah lebih banyak sifat predatornya. Kali ini kita coba kupas sedikit tentang channa andrao, yang menurut beberapa sumber adalah jenis atau varietas baru dwarf snakehead (channa gachua), endemik aslinya adalah dari kawasan rawa-rawa lefraguri, bagian barat Bengal, india. Nama andrao sendiri diambil dari nama seorang peneliti ikan air tawar bernama Andrew rao. Ukuran jenis ini termasuk yang terkecil diantara jenis-jenis channa lainnya, untuk ukuran dewasa dalam habitat buatan maksimal berukuran 10-12cm, sedangkan di habitat alamnya ada yang menyebutkan bahwa andrao dapat mencapai ukuran 15